Korea Selatan : Jalan Menuju Kemerdekaan – Kisah Perjalanan ✨
Korea Selatan ✨
” 🌿 Semoga harimu penuh dengan kebahagiaan. _ J “
South Korea, Semenanjung Korea, telah memiliki sejarah dan budaya uniknya sendiri selama ribuan tahun.
Namun, pada awal abad ke-20, ketika imperialisme mengguncang dunia, Korea juga terseret dalam pusaran besar itu.
Setelah kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang tahun 1905, Joseon masuk ke dalam lingkup pengaruh Jepang, dan akhirnya pada tahun 1910 Korea dipaksa untuk dianeksasi ke dalam Kekaisaran Jepang.
Sejak hari itu dimulai masa penjajahan Jepang selama 36 tahun.
Ini bukan hanya tentang kehilangan tanah air.
Itu adalah masa ketika bahasa, nama, budaya tradisional, bahkan identitas bangsa hampir terhapus.
Sekolah diwajibkan hanya menggunakan bahasa Jepang, surat kabar dan buku disensor, dan banyak orang dipaksa kerja paksa atau ikut ke medan perang.
Namun, meski hidup dalam penindasan, rakyat tidak pernah menyerah.
Para guru berusaha menjaga bahasa, siswa yang berteriak untuk kemerdekaan, pemuda yang mengangkat senjata, dan rakyat biasa yang tak terhitung jumlahnya melawan serta bertahan setiap hari.
“South Korea, hal yang tak boleh kita lupakan.”

Korea Selatan
1. Jalan Menuju Kemerdekaan – Kisah Perjalanan 🚶♂️
Pada awal 1900-an, kehilangan negara bukan hanya soal tanah.
Itu adalah masa ketika bahasa, nama, dan jiwa bangsa hampir dihapus.
Nama jalan diubah menjadi bahasa Jepang,
anak-anak dilarang menulis dalam huruf Korea di sekolah.
Bahkan nama “Joseon” pun berusaha dihapus.
Di tengah semua ini, leluhur kita hidup sekaligus terus melawan.
2. Gerakan 1 Maret 1919 ✊
Teriakan “Manse” terbawa hembusan angin musim semi.
Pria dan wanita, tua dan muda, pelajar, pedagang, petani…
Semua menunjukkan kerinduan pada kemerdekaan.
Banyak yang ditangkap,
gugur di jalan,
dan dimakamkan di kuburan tanpa nama.
Namun teriakan itu tidak pernah mati:
“Hidup Kemerdekaan Korea!”
3. Pemerintahan Sementara & Tentara Kemerdekaan ⚔️
Shanghai, Manchuria, hingga wilayah Rusia Timur…
Tubuh mereka tercerai-berai, tetapi semangat tidak pernah hilang.
Tokoh-tokoh seperti Kim Gu, Ahn Chang-ho, Yun Bong-gil, Ahn Jung-geun hanyalah sebagian kecil.
Banyak pemuda tanpa nama, putra petani, putri pedagang,
berjuang dengan pena, dengan senjata, bahkan dengan tubuh mereka sendiri.
4. Air Mata Medan Perang 💔
Di dataran Manchuria,
meski musim dingin bersalju tanpa seragam sekalipun,
mereka bertahan dengan keyakinan tunggal:
“Jika aku jatuh, generasi berikut akan hidup bebas.”
Meski lelah oleh lapar dan dingin,
laras senapan mereka selalu mengarah ke tanah air.
5. 1945, Kemerdekaan 🎉
Pada hari radio mengumumkan:
“Perang telah berakhir.”
Ada yang menangis bahagia,
ada yang meratap mengenang mereka yang tak bisa kembali.
Malam panjang selama 35 tahun akhirnya berakhir,
dan fajar kebebasan pun tiba.
6. Hati dari Perasaan 💖
Kemerdekaan bukanlah “hadiah” semata.
Itu adalah hasil dari air mata dan pengorbanan rakyat tak bernama.
Hari ini kita bisa bernapas dan berbicara dalam bahasa Korea
karena adanya harga dari kehidupan mereka.
Maka Hari Kemerdekaan bukan hanya peringatan,
tetapi hari untuk mengenang luka dan pengorbanan satu generasi utuh.
✨ Dengan demikian, kisah South Korea mengingatkan kita bahwa kemerdekaan adalah warisan berharga yang lahir dari perjuangan panjang dan tak kenal menyerah.
Resep Makanan Korea | K-Pop & Hiburan | Budaya & Perjalanan